Proyek Rp 2,5 M, Jembatan Bambu Makin Rusak
Bojonegoro Post – Meskipun warga Desa
Pilanggede Kecamatan Balen Bojonegoro, memohon perbaikan jembatan bambu
yang kondisinya semakin parah. Namun sepertinya belum direspon. Hingga
harus terus bergotong royong untuk memperbaikinya.
Keterangan diperoleh, Sabtu (04/03/2017) menyebutkan jembatan itu
dipasang karena jebolnya jalan akibat adanya proyek cek dam Rp 2,5
miliar yang dikerjakan PT Daya Patra Ngasem Raya. Permohonan itu juga
disampaikan ke kontraktor tersebut dan Pemkab Bojonegoro.
:Karena keadanya jembatan yang semakin parah, yakni anyaman bambu
(gedeg) yang semakin berantakan. Barusan ada ibu guru taman kanak kanak,
motornya roboh, sehabis foto kopi di Kecamatan Balen,” kata Mahmud,
warga dekat jembatan.
Kronologinya ibu guru mengendarai motor vario S 3471 DN. dari arah
selatan hendak menyebrang. Namun sesampainya ditengah jembatan tersebut
motor yang dinaikinya berhenti karena roda belakang terperosok lobangan
gedeg yang menganga, karena tak kuat menahan motornya ahirnya roboh dan
nyangkut bambu pagar jembatan darurat tersebut.
Namun selang beberapa lama datang Wahid, seorang tukang ojek, yang
membantu menyelamatkan ibu gutu beserta motornya.”Yaa alhmdulillaah
selamat, saya ditolong Kang Wahid tukang ojek. dia yang membantu menarik
motor saya,” jelas Mahmud menirukan ibu guru dengan penuh rasa syukur.
Mahmud menambahkan perbaikan tersebut sudah dilakukan beberapa kali untuk membenahi jembatan.
Namun, karena bambu yang digunakan untuk memperbaiki secara swadaya itu bukanlah bambu belian. Maka tidak bisa bertahan lama.
“Sehingga perlu perbaikan permanen, yang tentu saja saat ini tidak bisa dilakukan masyarakat setempat,” ungkapnya.
Sementara itu, Karena kondisi alam yang saat ini masih sering banjir, sehingga penanganan belum bisa dilakukan.
Namun melihat kerusakan yang terjadi saat ini, sepertinya wargapun tidak
sanggup menutupnya secara swadaya secara terus menerus, perbaikan yang
dilakukan hanya bersifat sementara, karena menggunakan bambu seadanya.
Karena seringnya ada keluhan warga. Seharusnya sudah bisa memperbaiki
atau meningkatkan jembatan ini menjadi jembatan yang lebih kuat
lagi.”Saat ini lantai jembatan itu hanyalah papan yang menggunakan
bambu, diharapkan pemerintah bisa memperbaiki jembatan itu bahkan
menggantinya yang lebih baik,” ujar Nur warga desa RT 2. (citizen
jurnalism agils/red)
sumber :
http://bojonegoropost.com/2017/03/04/proyek-rp-25-m-jembatan-bambu-makin-rusak/
Bojonegoro Post
– Sebagian besar warga Desa Pilanggede Kecamatan Balen, mengharapkan
adanya solusi untuk segeranya diperbaiki jalan desanya yang putus.
Akibat adanya proyek pengerjaan cek dam Rp 2,5 miliar (M).
“Apalagi sekarang ini bengawan kondisinya banjir,” kata Njani, pemuda yang ditemui dekat proyek yang dikontraktori PT Daya Patra Ngasem Raya, Jumat (03/02/2017).
Dari kondisi banjir, saat ini jembatan bambu yang satu satu alternatif untuk warga di sana keluar masuk desanya, sudah hampir tak terlihat. Dikarenakan tenggelam dibanjiri luapan Sungai Bengawan Solo. Di jembatan itu sekelilingnya mirip lautan.
Bahkan dari keterangan warga di sana, jembatan itu mengkhawatirkan. Yakni dapat mengancam keselamatan nyawa warga yang melintasinya. Sedangkan pihak kontraktor hanya dapaf memasang pita pembatas saja.
“Pita kayak police line, dipasang di dekat jembatan bambu, lokasi sudetan dan bangunan cek dam yang belum jadi,” kata Musolin, warga lainnya.
Warga seolah sudah kehabisan bahan pembicaraan, saat ditanya tentang kondisi jalan dan laham desanya yang rusak berat akibat adanya proyek APBD 2016 tersebut. Mereka meminta kepada kontraktor untuk mendapatkan cara, agar proyeknya segera teratasi secepatnya.
Catatan portal berita ini, perusahaaan kontraktor itu milik Fauzan anggota Komisi B DPRD Bojonegoro. Setiap saat dikonfirmasi di kantornya, tidak berada ditempat. Dihubungi melalui ponselnya tidak aktif. (raysa ayu/red)
http://bojonegoropost.com/2017/02/03/banjir-bengawan-jembatan-ekstrim-di-pilangede/
Bojonegoro Post
– Penyelesaian proyek cek dam sebesar Rp 2,5 miliar (M) kembali molor
di Desa Pilanggede Kecamatan Balen. Keterangan yang dihimpun portal
berita ini, Kamis (09/02/2017) menyebutkan salah satu penyebabnya,
adanya melubernya aliran sungai yang ditutup kontraktornya dari PT Daya
Patra Ngasem Raya.
Termasuk luberan aliran air dari lokasi sudetan. Tak hanya itu saja, luapan maupun luberan derasnya air dikarenakan adanya hujan lebat dalam beberapa hari ini. Dari kondisi itu belum diketahui, apakah pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu pengerjaannya dari proyek yang bersumber APBD 2016.
Namun dipastikan kontraktor tetap dapat pembayaran.Seperti
disampaikan Kepala BPAKD (Badan Pengelolaan Aset Keuangan Daerah) Bojonegoro Ibnu Soeyuthi, anggaran sudah disiapkan untuk proyek cek dam yang melenceng dari target penyelesaiannya di September 2016 lalu.
“Untuk pembayarannya sebenarnya sudah siap, tinggal bayar saja. Tapi pengerjaannya terganggu ada banjir sungai dan ini sebenarnya kategori bencana,” terangnya.
Dikatakannya, dari fakta yang ada. Pihaknya hanya dapat melakukan pembayaran ke kontraktor. Apabila kontraktor mendapatkan surat persetujuan dari lembaga pengkaji proyek yang ditunjuk pemerintah pusat. Kedua bupati membuat surat pernyataan yang menerangkan proyek cek dam itu benar benar terganggu bencana alam. Dipertegasnya, apabila kontraktor mendapatkan dua surat tersebut, pihaknya berani mengeluarkan anggaran untuk pembayarannya.
Namun, apabila tidak dilakukan kontraktor. Akibatnya pembayarannya akan terkatung-katung.”Jelasnya kontraktornya harus proaktif,” tuturnya.
Disinggung terkait progres pembayaran proyek tersebut.”Pengennya saya selesai pembayaran ya tahun lalu. Tapi lihat nanti saja yah, soalnya jujur saya tidak mau pekerjaan itu numpuk dan dobel. Karena proyek itu tidak selusin, ada banyak dan membutuhkan saya dan staf disini,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi proyek, bangunan cek dam nampak masih 20 persen dan masih berdiri hingga kini. Namun, untuk jalan desa mengalami jebol terputus dan ada jembatan bambu sebagai jalan sementara. Untuk sudetan semakin melebar dan merusak lahan warga. Sehingg warga tidak dapat menggunakan ditanami padi dan di dalamnya sudah banyak lumpur. Sedangkan di sekitar lokasi proyek dan sekitarnya sudah berbaur dengan lumpur-lumpur dari sisa banjir bengawan belum lama ini. (raisya ayu/red)
Sumber : http://bojonegoropost.com/2017/02/09/pembayaran-proyek-rp-25-m-bakal-terkatung-katung/
Banjir Bengawan, Jembatan Ekstrim di Pilangede
“Apalagi sekarang ini bengawan kondisinya banjir,” kata Njani, pemuda yang ditemui dekat proyek yang dikontraktori PT Daya Patra Ngasem Raya, Jumat (03/02/2017).
Dari kondisi banjir, saat ini jembatan bambu yang satu satu alternatif untuk warga di sana keluar masuk desanya, sudah hampir tak terlihat. Dikarenakan tenggelam dibanjiri luapan Sungai Bengawan Solo. Di jembatan itu sekelilingnya mirip lautan.
Bahkan dari keterangan warga di sana, jembatan itu mengkhawatirkan. Yakni dapat mengancam keselamatan nyawa warga yang melintasinya. Sedangkan pihak kontraktor hanya dapaf memasang pita pembatas saja.
“Pita kayak police line, dipasang di dekat jembatan bambu, lokasi sudetan dan bangunan cek dam yang belum jadi,” kata Musolin, warga lainnya.
Warga seolah sudah kehabisan bahan pembicaraan, saat ditanya tentang kondisi jalan dan laham desanya yang rusak berat akibat adanya proyek APBD 2016 tersebut. Mereka meminta kepada kontraktor untuk mendapatkan cara, agar proyeknya segera teratasi secepatnya.
Catatan portal berita ini, perusahaaan kontraktor itu milik Fauzan anggota Komisi B DPRD Bojonegoro. Setiap saat dikonfirmasi di kantornya, tidak berada ditempat. Dihubungi melalui ponselnya tidak aktif. (raysa ayu/red)
http://bojonegoropost.com/2017/02/03/banjir-bengawan-jembatan-ekstrim-di-pilangede/
Pembayaran Proyek Rp 2,5 M, Bakal Terkatung Katung
Termasuk luberan aliran air dari lokasi sudetan. Tak hanya itu saja, luapan maupun luberan derasnya air dikarenakan adanya hujan lebat dalam beberapa hari ini. Dari kondisi itu belum diketahui, apakah pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu pengerjaannya dari proyek yang bersumber APBD 2016.
Namun dipastikan kontraktor tetap dapat pembayaran.Seperti
disampaikan Kepala BPAKD (Badan Pengelolaan Aset Keuangan Daerah) Bojonegoro Ibnu Soeyuthi, anggaran sudah disiapkan untuk proyek cek dam yang melenceng dari target penyelesaiannya di September 2016 lalu.
“Untuk pembayarannya sebenarnya sudah siap, tinggal bayar saja. Tapi pengerjaannya terganggu ada banjir sungai dan ini sebenarnya kategori bencana,” terangnya.
Dikatakannya, dari fakta yang ada. Pihaknya hanya dapat melakukan pembayaran ke kontraktor. Apabila kontraktor mendapatkan surat persetujuan dari lembaga pengkaji proyek yang ditunjuk pemerintah pusat. Kedua bupati membuat surat pernyataan yang menerangkan proyek cek dam itu benar benar terganggu bencana alam. Dipertegasnya, apabila kontraktor mendapatkan dua surat tersebut, pihaknya berani mengeluarkan anggaran untuk pembayarannya.
Namun, apabila tidak dilakukan kontraktor. Akibatnya pembayarannya akan terkatung-katung.”Jelasnya kontraktornya harus proaktif,” tuturnya.
Disinggung terkait progres pembayaran proyek tersebut.”Pengennya saya selesai pembayaran ya tahun lalu. Tapi lihat nanti saja yah, soalnya jujur saya tidak mau pekerjaan itu numpuk dan dobel. Karena proyek itu tidak selusin, ada banyak dan membutuhkan saya dan staf disini,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi proyek, bangunan cek dam nampak masih 20 persen dan masih berdiri hingga kini. Namun, untuk jalan desa mengalami jebol terputus dan ada jembatan bambu sebagai jalan sementara. Untuk sudetan semakin melebar dan merusak lahan warga. Sehingg warga tidak dapat menggunakan ditanami padi dan di dalamnya sudah banyak lumpur. Sedangkan di sekitar lokasi proyek dan sekitarnya sudah berbaur dengan lumpur-lumpur dari sisa banjir bengawan belum lama ini. (raisya ayu/red)
Sumber : http://bojonegoropost.com/2017/02/09/pembayaran-proyek-rp-25-m-bakal-terkatung-katung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar